Rabu, 03 Maret 2010

Sesat Tanpa Sadar, Terobsesi Amaliah Bidah Hasanah

Penulis : H. Mahrus Ali
Editor : Arif Mustaqim
Penerbit : Laa Tasyuk


KETIKA KHILAFIYAH MENJADI PINTU HIDAYAH
Pro dan Kontra banyak mewarnai penerbitan serial buku Mantan KYAI NU. Karena sebagian orang ada yang tidak setuju, termasuk wartawan majalah NU ''AULA'' yang mewawancarai penerbit HASANAH dimushallah atau langgarnya, sebagian dari mereka beranggapan bahwa masalah khjlafiyah tak lagi relefan untuk diungkit-ungkit pada zaman sekarang ini, sedangkan ulama-ulama zaman dahulu sudah sepakat untuk menyatakan sikap bahwa perbedaan pendapat antara para fuqaha sudah final dan tak perlu dipermasalahkan lagi. Lebih baik kita menerbitkan buku pencerahan untuk ummat, gito Iho! Allahu Akbar, apakah buku ini bukan merupakan pencerahan aqidah ummat?, mereka merasa khawatir jika banyak ummat terpengaruh buku tersebut, sehinga dakwah para kiai bidah tak lagi didengar dan ajaran-ajarannya pun tak laku diummat ini, karena banyak ummat yang telah sadar darj kesesatan yang selama ini mereka sandang, begitu melihat banyaknya kyai-kyai ahli bidah yang telah bertobat dari ajaranl leluhurnya yang sesat tersebut.Jejak langkah pertobatan Mantan KIAI NU, banyak diikutjj oleh orang yang menginginkan selamat didunia dan akhiratj bukan saja dari kalangan awam, namun tokoh NU, semisal Afrahi Abdul Ghoni, Pendiri dan Pengasuh Pondok ''Rahmatullah'', Mantan A wan Syuriah MWC NU-Kediri, Gus Riduwan putra Kyai-Malang, Drs. H. Buchari Mantan aktivis 1965 jabatan terakhirnya Mustasyar MWCNU Hakim Tinggi Pengadilan Agama Serang, Banten. Keturunan Arab Ahmad Bin Thalib Mantan Dukun berbaju Habib, dan masih banyak lagi. Sehingga wajar orang yang mempertahankan ajaran Bid'ah, Syirik dan Kufur kepada Allah mersa keberatan atas terbitnya risalah ini.