Selasa, 14 Juli 2009

Mantan Kyai NU Bongkar Habis Kasidah Syirik yang Bersarang di LingKungannya

Penulis : H. Mahrus Ali

Editor : Arif Mustaqim

Penerbit : Laa Tasyuk!

Ibadah Penuh Hanya dengan Rasa Cinta Berarti Benar Menurut Syariat??!!

Pada saat ini, ritual Burdahan, Diba'an serta Qasidahan telah disosialisasikan oleh orang-orang yang tidak takut dengan adzab Allah Mereka lebih takut kewibawaan serta popularitasnya luntur dan tidak diakui lagi oleh santri dan jamiahnya. Bahkan akhir-akhir ini menjadi ritual wajib dalam acara-acara : MAULID NABI Muhammad, Pesta Perkawinan, Berangkat & Pulang Haji, Kelahiran Anak, Aqiqoh, Khitanan, Pindah Rumah dll. Subhanallah ! Andaikan para Kiai, Habaib dan Ustadz serta juga Tokoh Ummat mau menyadari dan faham betul arti dan makna yang terkandung dalam Syair-Syair Qasidah Cinta yang berlebihan yang ditujukan kepada Rasulullah dan para Aulia (kekasih Allah) itu banyak berlumuran dengan kalimat-kalimat Syirik dan kufur kepada Allah . Dan andaikan beliau juga mau Jujur dan mau menjelaskan hal yangsebenarnya apa yang telah terlanjur diajarkan kepada para santri khususnya dan jami'ah pada umumnya, niscaya Umat Islam khususnya di Indonesia akan terbebas 100% (seratus prosen) dari ajaran-ajaran Tahayul, Bidah, Kurafat, Syirik dan kufur kepada Allah , Insya Allah mereka pasti akan beramaliah dan beribadah sesuai dengan apa yang telah dituntunkan dalam al-Qur'an dan as-Sunnah yang shohih. Kiprah H. Mahrus Ali ini perlu didukung, karena Beliau berani menentang arus budaya yang telah mengakar pada keluarga besar dan komunitasnya, yang dengan ini beliau siap menerima konsekwensi ditinggalkan Kiai, Santri dan Jamiahnya, Bahkan dianggap Stress dan Gila oleh tetangga dan kerabatnya, serta siap meletakkan gelar Kiai dan rela mendapat gelar baru Mantan Kiai.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Semua ulama sama aja baik dari wahabi, sunni, shiah. Mereka mencari nafkah dengan menjadi pendakwah. Setelah berceramah di masjid mereka menerima uang jasa ceramah walaupun mereka ga minta secara lisan. Apalagi ustad yang sudah ada di TV. Pasti mahal bayar mereka untuk ceramah. Padahal rasulullah tidak pernah meminta bayaran kepada umatnya dalam berdakwah. Harusnya para ulama berasal dari kaum profesional yang sudah mapan bekerja bukan dari hasil berdakwah dan tentunya mereka tidak akan menerima uang dalam berdakwah karena sudah punya penghasilan sendiri. Mudah2an mereka sadar dan bertobat.